 Ilustrasi artificial intelligence				 | 	24/10/2025 3:20 pm,
Ilustrasi artificial intelligence				 | 	24/10/2025 3:20 pm,
			
		
						
	Liputan6.com, Jakarta Pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk transformasi ekonomi Indonesia diprediksi memberikan kontribusi potensial senilai USD 366 miliar atau sekitar Rp 5.578 triliun (kurs 16.602 per USD) terhadap PDB Indonesia di tahun 2030.
“Potensi pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi menunjukkan bahwa AI dan teknologi baru bukan lagi sekadar teknologi masa depan, melainkan telah menjadi bagian integral dari upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 8% pada tahun 2029,” ujar Koordinator Ekosistem dan Ruang Digital Kementeriaan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Andreas Bondan Satriadi, Jumat (24/10/2025).
Maka dari itu, Indonesia perlu terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Satriadi mengatakan bahwa regulasi terkait AI di Indonesia telah dibakukan melalui Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020-2045, dan, Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Buatan. Menyusul dua regulasi tersebut, pemerintah saat ini sedang menyusun Peta Jalan Kecerdasan Buatan Indonesia (Indonesia’s Artificial Intelligence Roadmap).
Sementara itu, Direktur Eksekutif National Center for Corporate Reporting (NCCR), Ali Darwin memaparkan konsep dasar keberlanjutan dan keterkaitannya dengan perkembangan teknologi digital. Ia mengatakan bahwa, fungsi AI saat ini bergeser dari alat efisiensi menjadi solusi aktif untuk masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial.
“Dengan kemampuannya mengolah miliaran data dari seluruh dunia, AI membantu kita menemukan cara paling efisien untuk menghemat energi dan mengurangi jejak karbon. Lebih dari itu, AI mampu memproyeksikan masa depan iklim dan mengantisipasi risiko sebelum bencana benar-benar terjadi. Hal ini memberi kita peluang bertindak sebelum terlambat,” kata Ali.
Ali Darwin menyebut, transformasi digital dan kecerdasan buatan kini menjadi dua kekuatan besar yang membentuk masa depan ekonomi global. Namun, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan tanggung jawab etis, sosial, dan ekologis.
“Teknologi hanyalah sebaik nilai-nilai yang menuntunnya. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, AI dapat menjadi motor penggerak bagi ekonomi hijau dan pembangunan yang lebih adil,” kata Ali.
Teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat pertumbuhan, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Pada diskusi panel, pemerintah juga menyampaikan pendapat yang serupa.
Baca selengkapnya di sumber berita : https://www.liputan6.com/bisnis/read/6194226/kontribusi-ai-ke-pdb-indonesia-diproyeksi-tembus-rp-5578-triliun-di-2030?page=3
Categorised in Article. Submitted by ICSP Editor
